“Kemana arah angin akan menerbangkannya?”
sejenak aku berhenti dan terpekur,
menata kembali helai demi helai sayap-sayap tipisnya – yang seindah pelangi— dalam telakupan jemari.
Kemudian aku memilih untuk tidak berpaling,
walau hanya sekedar melihat kemana arah dedaunan itu pergi dibawa hembusan-hembusan angin.
Dan aku akan terus berjalan,
dengan harapan serta mimpi-mimpi yang tergenggam tanpa berniat untuk melepaskan.
Bukit demi bukit, hingga puncak tertinggi, yang kutahu tidak akan pernah ada.
Jangan pernah menyerahkannya, karena ia hanya akan diterbangkan percuma.
~harapan itu akan selalu menjadi milikmu, mimpi juga akan selalu menjadi milikmu, maka wujudkanlah…
cheers
atviana